Senin, 28 Maret 2016

Gangguan Penyakit Psikologis

Nama : Erni usman
NPM : 13514637 
Kelas : 2PA13
Mata Kuliah : Kesehatan Mental 


STRESS

A.   Pengertian Stress
Stress adalah tanggapan/reaksi tubuh terhadap berbagai tuntutan atau beban atasnya yang bersifat non spesifik. Namun, di samping itu stress dapat juga merupakan faktor pencetus,penyebab sekaligus akibat dari suatu gangguan atau penyakit. Faktor-faktor psikososial cukup mempunyai arti bagi terjadinya stress pada diri seseorang. Manakala tuntutan pada diri seseorang itu melampauinya, maka keadaan demikian disebut distress. Stress dalam kehidupan adalah suatu hal yang tidak dapat dihindari. Masalahnya adalah bagaimana manusia hidup dengan stress tanpa harus mengalami distress.

B.   Model-model Stress
1.               Model Stress Berdasarkan Stimulus
Model stimulus ini mengangap stress sebagai ciri-ciri dari stimulus lingkungan yang dalam beberapa hal dianggap mengganggu atau merusak, model yang digunakan pada dasarnya adalah stressor eksternal akan menimbulkan reaksi stress atau strain dalam diri individu. pendekatan ini menempatkan stress sebagai sesuatu yang dipelajari dan menekankan pada stimulus apa yang merupakan diagnosa stress.
2.                Model Stress Berdasarkan Respon
Model ini mengidenfisikasi stress sebagai respon individu terhadap stressor yang diterima. Selye (1982) menjelaskan stress sebagai respon non spesifik yang timbul terhadap tuntutan lingkungan, respon umum ini disebut sebagai General Adaptation Syndrome (GAS) dan dibagi dalam tiga fase yaitu : fase sinyal,fase perlawanan, dan fase keletihan. Reaksi alam merupakan respon siaga (fight or flight). pada fase ini terjadi peningkatan cortical hormone, emosi, dan ketegangan.
3.                Model Stress Berdasarkan Transaksional
Pendekatan ini mengacu pada interaksi yang timbul antara manusia dan lingkungannya. antarvariabel lingkungan dan individu terhadap proses penilaian kognitif (cognitive appraisal) yang menjadi mediatornya. studi yang berlandaskan pada pendekatan ini menyimpulkan bahwa kita tidak akan dapat memprediksikan penampilan seseorang hanya dengan mengenali stimulus,individu bervariasi dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan yaitu dengan mengenali stimulus,individu bervariasi dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya yaitu dengan melakukan koping terhadap berbagai tuntutan.

C.   Penyebab Stress  dan Stressor Psikososial
Stressor psikososial adalah setiap keadaan atau peristiwa yang menyebabkan perubahan dalam kehidupan seseorang (anak,remaja atau dewasa), sehingga orang itu terpaksa mengadakan adaptasi atau menanggulangi stressor yang timbul.
pada umumnya jenis stressor psikososial dapat digolongkan sebagai berikut :
1.  Perkawinan
 Berbagai permasalahan perkawinan merupakan sumber stress yang dialami seseorang. misalnya pertengkaran, perpisahan,perceraian,kematian salah satu pasangan,ketidaksetiaan.
2.  Problem Orang tua
Permasalahan yang dihadapi orangtua, misalnya tidak punya anak, kebanyakan anak,kenakalan anak. permasalahan tersebut  merupakan sumber stress yang pada gilirannya seseorang dapat jatuh dalam depresi dan kecemasan.
3.  Hubungan Interpersonal (Antarpribadi)
Gangguan ini dapat berupa hubungan dengan kawan dekat yang mengalami konflik, konflik dengan kekasih. konflik hubungan ini dapat merupakan sumber stress bagi seseorang dan yang bersangkutan dapat mengalami depresi.
4. Pekerjaan
Masalah ini sumber stress kedua setelah perkawinan. banyak yang menderita depresi dan kecemasan karna pekerjaan, misalnya pekerjaan terlalu banyak pekerjaan tidak cocok, mutasi,jabatan,kenaikan pangkat,pensiun dan PHK.
5. Lingkungan Hidup
Kondisi lingkungan yang buruk besar pengaruhnya bagi kesehatan seseorang, misalnya soal perumahan, pindah tempat tinggal, penggusuran, hidup dalam lingkungan yang rawan (kriminalitas). rasa merasa tidak aman ini amat mengganggu ketenangan dan ketenteraman hidup, sehingga tidak jarang orang jatuh ke dalam depresi dan kecemasan.
6. Keuangan
Masalah keuangan yang tidak sehat, misalnya pendapatan jauh lebih rendah dari pengeluaran, terlibat utang, kebangkrutan usaha, soal warisan, dan lain sebagainya.
7. Hukum
Keterlibatan seseorang dalam masalah hukum dapat merupakan sumber stress pula, misalnya tuntutan hukum, pengadilan, penjara, dan lain sebagainya.
8. Perkembangan
Yang dimaksud di sini adalah masalah perkembangan baik fisik maupun mental seseorang, misalnya masa remaja, masa dewasa, menopause, usia lanjut, dan lain sebagainya.
9. Penyakit Fisik atau Cidera
Sumber stress yang dapat menimbulkan depresi disini antara lain penyakit,kecelakaan, operasi/pembedahan, aborsi,dan lain sebagainya.
10. Faktor Keluarga
Yang dimaksud disni adalah faktor stress yang dialami oleh anak dan remaja yang disebabkan karena keluarga yang tidak baik yaitu sikap orang tua misalnya hubungan kedua orang tua yang dingin atau penuh keteganggan,atau acuh tak acuh dan lain sebagainya.

D.   Tahapan Stress
Gangguan stress biasanya timbul secara lamban, tidak jelas kapan mulainya dan seringkali kita tidak menyadari. Namun meskipun demikian dari pengalaman praktik psikiatri, para ahli mencoba membagi stress tersebut dalam enam tahapan. setiap tahap memperlihatkan sejumlah gejala-gejala yang dirasakan oleh yang bersangkutan, berguna bagi seseorang dalam rangka mengenali gejala stress sebelum memeriksanya ke dokter. petunjuk- petunjuk tahapan stress tersebut dikemukakan oleh Robert J. Van Ambreg (Psikiater) sebagai berikut : 
1. Stress tingkat I
            Tahapan ini merupakan tingkat stress yang paling ringan, dan biasanya disertai dengan perasaan- perasaan sebagai berikut :
·       Semangat besar.
·       Penglihatan tajam tidak sebagaimana biasanya.
·       Energi dan gugup berlebihan, kemampuan menyelesaikan perkerjaan lebih dari biasanya.
Tahapan ini biasanya menyenangkan dan orang lalu bertambah semangat tapi tanpa disadari bahwa sebenarnya cadangan energinya sedang menipis.
2. Stress tingkat II
Dalam tahapan ini dampak stress yang menyenangkan mulai meghilang dan timbul keluhan-keluhan dikarenakan cadangan energi tidak lagi cukup sepanjang hari, keluhan-keluhan yang sering dikemukakan sebagai berikut :
·       Merasa letik sewaktu bangun pagi.
·       Merasa lelah sesudah makan siang.
·       Merasa lelah menjelang sore hari.
·       Terkadang gangguan dalam sistem pencernaan (gangguan usus,perut kembung), kadang-kadang pula jantung berdebar-debar
·       Perasaan tegang pada otot-otot punggung dan tengkuk (belakang leher)
·       Perasaan tidak bisa santai.
3.  Stress tingkat III
Pada tahap ini keluhan keletihan semakin namoak disertai dengan gejala- gejala :
·       Gangguan usu lebih terasa (sakit perut,mulas,sering ingin ke belakang).
·       Otot-otot terasa lebih tegang.
·       Perasaan tegang yang semakin meningkat.
·       Gangguan tidur
·       Rasa-rasa mau pingsan (tidak sampai jatuh pingsan).
Pada tahapan ini penderita sudah harus berkonsultasi pada dokter, kecuali kalau beban stress atau tuntutan-tuntutan dikurangi, dan tubuh mendapat kesempatan untuk beristirahat atau relaksasi, guna memulihkan suplai energi.
4. Stress tingkat IV
Tahapan ini sudah menunjukan keadaan yang lebih buruk yang ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut:
·       Untuk bisa bertahan sepanjang hari terasa sangat sulit.
·       Kegiatan-kegiatan yang semula menyenangkan kini terasa sulit.
·       Kehilangan kemampuan untuk menanggapi situasi, pergaulan sosial, dan kegiatan-kegiatan rutin lainnya terasa berat.
·       Tidur semakin sukar, mimpi-mimpi menegangkan, dan seringkali terbangun dini hari.
·       Perasaan negativistik.
·       Kemampuan berkonsentrasi menurun tajam.
·       Perasaan takut yang tidak dapat dijelaskan, tidak mengerti mengapa.
5. Stress tingkat V
Tahapan ini merupakan keadaan yang lebih mendalam dari tahapan IV diatas yaitu :
·       Keletihan yang mendalam
·       Untuk pekerjaan-pekerjaan yang sederhana saja terasa kurang mampu.
·       Gangguan sistem pencernaan
·       Perasaan takut yang semakin menjadi, mirip panik.
6. Stress tingkat VI
Tahapan ini merupakan tahapan puncak yang merupakan keadaan gawat darurat. tidak jarang penderita dalam tahapan ini dibawa ke ICCU. Gejala-gejala pada tahapan ini cukup mengerikan.
·       Debar jantung terasa amat keras, hal ini disebabkan zat adrenalin yang dikeluarkan, karena stress tersebut cukup tinggi dalam peredaran darah.
·       Nafas sesak, mengap-mengap.
·       Badan gemetar, tubuh dingin, keringetan bercucuran.
·       Tenaga untuk hal-hal yang ringan sekalipun tidak kuasa lagi,pingsan atau collaps.

Bilamana diperhatikan, maka dalam tahapan stress diatas, menunjukan manifestasi dibidang fisik dan psikis. Dibidang fisik berupa kelelahan, sedangkan dibidang psikis berupa kecemasan dan depresi. Hal ini dikarenakan penyediaan energi fisik maupun mental yang mengalami defisit terus-menerus. Sering buang air kecil dan sukar tidur merupakan pertanda dari depresi.

E.     Cara Pengobatan Stress
Berikut beberapa cara untuk menghindari dan mengobati stress. Cukup dengan melakukan hal-hal berikut, kita bisa menghindari dan mengobati stress sekaligus membangun pola hidup yang lebih sehat.

·       Berolahraga

    Sudah menjadi rahasia umum bahwa salah satu jalan utama dalam menghindari stress ialah dengan menggerakkan tubuh dengan berolahraga. Selain dapat membakar lemak, saat berolahraga tubuh kita juga akan menghasilkan hormone endorphin yang mampu membuat kita lebih rileks menjauhkan dari stress. Selain itu, menggerakkan seluruh tubuh dengan berolahraga juga akan memperkuat sistem kekebalan tubuh sehingga lebih tahan terhadap penyakit.

·       Makanan Sehat

    Dengan memilih dan mengolah sendiri bahan-bahan yang akan dimakan, kesegaran dan keseimbangan nutrisi dalam makanan bisa dijaga. Konsumsilah makanan yang banyak mengandung omega-3, vitamin B, asam folat, dan tryptophan yang berfungsi dalam menurunkan kemungkinan depresi, gangguan emosional, serta membuat tubuh lebih santai.

·       Melakukan Hobi

    Salah satu penyebab stress yang paling umum bagi banyak orang ialah pekerjaan yang tidak sesuai dengan passion. Menjalani tugas-tugas yang tidak disukai memang tak hanya berat bagi tubuh, juga bagi pikiran yang berakibat buruk pada kesehatan mental. Untuk mengatasi jenis stress seperti ini, yang harus Anda lakukan adalah memanfaatkan waktu-waktu luang dengan mengerjakan hal yang benar-benar diminati. Blokir energi-energi negatif yang pelan-pelan membuat stress dengan mengerjakan hal-hal yang menjadi passion Anda. Ikutilah komunitas-komunitas yang sesuai dengan hobi Anda.

·       Meditasi

   Salah satu faktor utama penyebab stress ialah pikiran yang terlalu penuh sehingga membuat Anda tak fokus dan kewalahan dalam memikirkan semuanya. Untuk mengatasi hal ini, luangkanlah waktu untuk bermeditasi dan bersihkan pikiran dari hal-hal yang selama ini mengganggu. Dengan kondisi yang santai dan rileks saat bermeditasi, detak jantung dan tekanan darah akan menjadi normal dan mampu menghambat hormon-homon penyebab stress yang dipompa dalam darah.

·       Luangkan waktu untuk bersantai

    Luangkan waktu untuk bersantai. Pikiran yang terlalu sibuk akan mendekatkan Anda pada kondisi stress dan bersikap lebih rileks akan membantu mengatasinya. Akuilah bahwa memang ada hal-hal yang tidak bisa Anda kendalikan dan konsentrasi pada hal lain yang mampu digenggam dan dimaksimalkan.

·       Tertawa

    Tubuh kita diberkahi dengan berbagai organ yang mampu megobati dirinya sendiri bila terserang hal-hal negatif, seperti perasaan stress. Tertawa adalah salah satu cara paling mudah dan sederhana yang bisa dilakukan untuk mengusir berbagai tekanan yang menghimpit pikiran. Dalam jangka pendek, tertawa dapat meningkatkan kemampuan tubuh dalam mendapatkan oksigen, menstimulasi kekuatan hati dan paru-paru. Kegiatan sederhana ini pun mampu merangsang sirkuasi dan membantu relaksasi otot, yang berfungsi mengurangi beberapa gejala stress pada tubuh.
·        

Daftar pustaka
Yosep, Iyus. (2007). Keperawatan jiwa. Bandung : PT Refika Aditama