Nama : Erni usman
NPM : 13514637
NPM : 13514637
Kelas : 2PA13
Mata Kuliah : Kesehatan Mental
STRESS
A.
Pengertian
Stress
Stress adalah tanggapan/reaksi
tubuh terhadap berbagai tuntutan atau beban atasnya yang bersifat non spesifik.
Namun, di samping itu stress dapat juga merupakan faktor pencetus,penyebab
sekaligus akibat dari suatu gangguan atau penyakit. Faktor-faktor psikososial
cukup mempunyai arti bagi terjadinya stress pada diri seseorang. Manakala
tuntutan pada diri seseorang itu melampauinya, maka keadaan demikian disebut
distress. Stress dalam kehidupan adalah suatu hal yang tidak dapat dihindari.
Masalahnya adalah bagaimana manusia hidup dengan stress tanpa harus mengalami
distress.
B.
Model-model
Stress
1.
Model
Stress Berdasarkan Stimulus
Model
stimulus ini mengangap stress sebagai ciri-ciri dari stimulus lingkungan yang
dalam beberapa hal dianggap mengganggu atau merusak, model yang digunakan pada
dasarnya adalah stressor eksternal akan menimbulkan reaksi stress atau strain
dalam diri individu. pendekatan ini menempatkan stress sebagai sesuatu yang
dipelajari dan menekankan pada stimulus apa yang merupakan diagnosa stress.
2.
Model
Stress Berdasarkan Respon
Model
ini mengidenfisikasi stress sebagai respon individu terhadap stressor yang
diterima. Selye (1982) menjelaskan stress sebagai respon non spesifik yang
timbul terhadap tuntutan lingkungan, respon umum ini disebut sebagai General Adaptation Syndrome (GAS) dan
dibagi dalam tiga fase yaitu : fase sinyal,fase perlawanan, dan fase keletihan.
Reaksi alam merupakan respon siaga (fight
or flight). pada fase ini terjadi peningkatan cortical hormone, emosi, dan ketegangan.
3.
Model
Stress Berdasarkan Transaksional
Pendekatan
ini mengacu pada interaksi yang timbul antara manusia dan lingkungannya.
antarvariabel lingkungan dan individu terhadap proses penilaian kognitif
(cognitive appraisal) yang menjadi mediatornya. studi yang berlandaskan pada
pendekatan ini menyimpulkan bahwa kita tidak akan dapat memprediksikan
penampilan seseorang hanya dengan mengenali stimulus,individu bervariasi dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungan yaitu dengan mengenali stimulus,individu
bervariasi dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya yaitu dengan melakukan
koping terhadap berbagai tuntutan.
C.
Penyebab
Stress dan Stressor Psikososial
Stressor psikososial adalah setiap
keadaan atau peristiwa yang menyebabkan perubahan dalam kehidupan seseorang
(anak,remaja atau dewasa), sehingga orang itu terpaksa mengadakan adaptasi atau
menanggulangi stressor yang timbul.
pada
umumnya jenis stressor psikososial dapat digolongkan sebagai berikut :
1. Perkawinan
Berbagai permasalahan perkawinan merupakan
sumber stress yang dialami seseorang. misalnya pertengkaran,
perpisahan,perceraian,kematian salah satu pasangan,ketidaksetiaan.
2. Problem Orang tua
Permasalahan
yang dihadapi orangtua, misalnya tidak punya anak, kebanyakan anak,kenakalan
anak. permasalahan tersebut merupakan
sumber stress yang pada gilirannya seseorang dapat jatuh dalam depresi dan
kecemasan.
3. Hubungan Interpersonal (Antarpribadi)
Gangguan
ini dapat berupa hubungan dengan kawan dekat yang mengalami konflik, konflik
dengan kekasih. konflik hubungan ini dapat merupakan sumber stress bagi
seseorang dan yang bersangkutan dapat mengalami depresi.
4. Pekerjaan
Masalah
ini sumber stress kedua setelah perkawinan. banyak yang menderita depresi dan
kecemasan karna pekerjaan, misalnya pekerjaan terlalu banyak pekerjaan tidak
cocok, mutasi,jabatan,kenaikan pangkat,pensiun dan PHK.
5. Lingkungan Hidup
Kondisi
lingkungan yang buruk besar pengaruhnya bagi kesehatan seseorang, misalnya soal
perumahan, pindah tempat tinggal, penggusuran, hidup dalam lingkungan yang
rawan (kriminalitas). rasa merasa tidak aman ini amat mengganggu ketenangan dan
ketenteraman hidup, sehingga tidak jarang orang jatuh ke dalam depresi dan
kecemasan.
6. Keuangan
Masalah
keuangan yang tidak sehat, misalnya pendapatan jauh lebih rendah dari
pengeluaran, terlibat utang, kebangkrutan usaha, soal warisan, dan lain
sebagainya.
7. Hukum
Keterlibatan
seseorang dalam masalah hukum dapat merupakan sumber stress pula, misalnya
tuntutan hukum, pengadilan, penjara, dan lain sebagainya.
8. Perkembangan
Yang
dimaksud di sini adalah masalah perkembangan baik fisik maupun mental
seseorang, misalnya masa remaja, masa dewasa, menopause, usia lanjut, dan lain
sebagainya.
9. Penyakit Fisik atau
Cidera
Sumber
stress yang dapat menimbulkan depresi disini antara lain penyakit,kecelakaan,
operasi/pembedahan, aborsi,dan lain sebagainya.
10. Faktor Keluarga
Yang
dimaksud disni adalah faktor stress yang dialami oleh anak dan remaja yang
disebabkan karena keluarga yang tidak baik yaitu sikap orang tua misalnya
hubungan kedua orang tua yang dingin atau penuh keteganggan,atau acuh tak acuh
dan lain sebagainya.
D.
Tahapan
Stress
Gangguan stress biasanya timbul
secara lamban, tidak jelas kapan mulainya dan seringkali kita tidak menyadari.
Namun meskipun demikian dari pengalaman praktik psikiatri, para ahli mencoba
membagi stress tersebut dalam enam tahapan. setiap tahap memperlihatkan
sejumlah gejala-gejala yang dirasakan oleh yang bersangkutan, berguna bagi
seseorang dalam rangka mengenali gejala stress sebelum memeriksanya ke dokter.
petunjuk- petunjuk tahapan stress tersebut dikemukakan oleh Robert J. Van Ambreg (Psikiater)
sebagai berikut :
1. Stress tingkat I
Tahapan ini merupakan tingkat stress
yang paling ringan, dan biasanya disertai dengan perasaan- perasaan sebagai
berikut :
· Semangat
besar.
· Penglihatan
tajam tidak sebagaimana biasanya.
· Energi
dan gugup berlebihan, kemampuan menyelesaikan perkerjaan lebih dari biasanya.
Tahapan
ini biasanya menyenangkan dan orang lalu bertambah semangat tapi tanpa disadari
bahwa sebenarnya cadangan energinya sedang menipis.
2. Stress tingkat II
Dalam
tahapan ini dampak stress yang menyenangkan mulai meghilang dan timbul
keluhan-keluhan dikarenakan cadangan energi tidak lagi cukup sepanjang hari,
keluhan-keluhan yang sering dikemukakan sebagai berikut :
· Merasa
letik sewaktu bangun pagi.
· Merasa
lelah sesudah makan siang.
· Merasa
lelah menjelang sore hari.
· Terkadang
gangguan dalam sistem pencernaan (gangguan usus,perut kembung), kadang-kadang
pula jantung berdebar-debar
· Perasaan
tegang pada otot-otot punggung dan tengkuk (belakang leher)
· Perasaan
tidak bisa santai.
3. Stress tingkat III
Pada
tahap ini keluhan keletihan semakin namoak disertai dengan gejala- gejala :
· Gangguan
usu lebih terasa (sakit perut,mulas,sering ingin ke belakang).
· Otot-otot
terasa lebih tegang.
· Perasaan
tegang yang semakin meningkat.
· Gangguan
tidur
· Rasa-rasa
mau pingsan (tidak sampai jatuh pingsan).
Pada
tahapan ini penderita sudah harus berkonsultasi pada dokter, kecuali kalau
beban stress atau tuntutan-tuntutan dikurangi, dan tubuh mendapat kesempatan
untuk beristirahat atau relaksasi, guna memulihkan suplai energi.
4. Stress tingkat IV
Tahapan
ini sudah menunjukan keadaan yang lebih buruk yang ditandai dengan ciri-ciri
sebagai berikut:
· Untuk
bisa bertahan sepanjang hari terasa sangat sulit.
· Kegiatan-kegiatan
yang semula menyenangkan kini terasa sulit.
· Kehilangan
kemampuan untuk menanggapi situasi, pergaulan sosial, dan kegiatan-kegiatan
rutin lainnya terasa berat.
· Tidur
semakin sukar, mimpi-mimpi menegangkan, dan seringkali terbangun dini hari.
· Perasaan
negativistik.
· Kemampuan
berkonsentrasi menurun tajam.
· Perasaan
takut yang tidak dapat dijelaskan, tidak mengerti mengapa.
5. Stress tingkat V
Tahapan
ini merupakan keadaan yang lebih mendalam dari tahapan IV diatas yaitu :
· Keletihan
yang mendalam
· Untuk
pekerjaan-pekerjaan yang sederhana saja terasa kurang mampu.
· Gangguan
sistem pencernaan
· Perasaan
takut yang semakin menjadi, mirip panik.
6. Stress tingkat VI
Tahapan
ini merupakan tahapan puncak yang merupakan keadaan gawat darurat. tidak jarang
penderita dalam tahapan ini dibawa ke ICCU. Gejala-gejala pada tahapan ini
cukup mengerikan.
· Debar
jantung terasa amat keras, hal ini disebabkan zat adrenalin yang dikeluarkan,
karena stress tersebut cukup tinggi dalam peredaran darah.
· Nafas
sesak, mengap-mengap.
· Badan
gemetar, tubuh dingin, keringetan bercucuran.
· Tenaga
untuk hal-hal yang ringan sekalipun tidak kuasa lagi,pingsan atau collaps.
Bilamana
diperhatikan, maka dalam tahapan stress diatas, menunjukan manifestasi dibidang
fisik dan psikis. Dibidang fisik berupa kelelahan, sedangkan dibidang psikis
berupa kecemasan dan depresi. Hal ini dikarenakan penyediaan energi fisik
maupun mental yang mengalami defisit terus-menerus. Sering buang air kecil dan
sukar tidur merupakan pertanda dari depresi.
E. Cara
Pengobatan Stress
Berikut beberapa cara
untuk menghindari dan mengobati stress. Cukup dengan melakukan hal-hal berikut,
kita bisa menghindari dan mengobati stress sekaligus membangun pola hidup yang
lebih sehat.
· Berolahraga
Sudah menjadi rahasia umum bahwa salah satu jalan utama dalam menghindari
stress ialah dengan menggerakkan tubuh dengan berolahraga. Selain dapat
membakar lemak, saat berolahraga tubuh kita juga akan menghasilkan hormone
endorphin yang mampu membuat kita lebih rileks menjauhkan dari stress. Selain
itu, menggerakkan seluruh tubuh dengan berolahraga juga akan memperkuat sistem
kekebalan tubuh sehingga lebih tahan terhadap penyakit.
· Makanan Sehat
Dengan
memilih dan mengolah sendiri bahan-bahan yang akan dimakan, kesegaran dan
keseimbangan nutrisi dalam makanan bisa dijaga. Konsumsilah makanan yang banyak
mengandung omega-3, vitamin B, asam folat, dan tryptophan yang berfungsi dalam
menurunkan kemungkinan depresi, gangguan emosional, serta membuat tubuh lebih
santai.
· Melakukan
Hobi
Salah satu penyebab stress yang paling umum bagi banyak orang ialah pekerjaan
yang tidak sesuai dengan passion.
Menjalani tugas-tugas yang tidak disukai memang tak hanya berat bagi tubuh,
juga bagi pikiran yang berakibat buruk pada kesehatan mental. Untuk mengatasi
jenis stress seperti ini, yang harus Anda lakukan adalah memanfaatkan
waktu-waktu luang dengan mengerjakan hal yang benar-benar diminati. Blokir
energi-energi negatif yang pelan-pelan membuat stress dengan mengerjakan
hal-hal yang menjadi passion Anda. Ikutilah komunitas-komunitas yang sesuai
dengan hobi Anda.
· Meditasi
Salah
satu faktor utama penyebab stress ialah pikiran yang terlalu penuh sehingga
membuat Anda tak fokus dan kewalahan dalam memikirkan semuanya. Untuk mengatasi
hal ini, luangkanlah waktu untuk bermeditasi dan bersihkan pikiran dari hal-hal
yang selama ini mengganggu. Dengan kondisi yang santai dan rileks saat
bermeditasi, detak jantung dan tekanan darah akan menjadi normal dan mampu
menghambat hormon-homon penyebab stress yang dipompa dalam darah.
· Luangkan
waktu untuk bersantai
Luangkan waktu untuk bersantai. Pikiran yang terlalu sibuk akan mendekatkan Anda pada
kondisi stress dan bersikap lebih rileks akan membantu mengatasinya. Akuilah
bahwa memang ada hal-hal yang tidak bisa Anda kendalikan dan konsentrasi pada
hal lain yang mampu digenggam dan dimaksimalkan.
· Tertawa
Tubuh kita diberkahi dengan berbagai organ yang mampu megobati dirinya sendiri
bila terserang hal-hal negatif, seperti perasaan stress. Tertawa adalah salah
satu cara paling mudah dan sederhana yang bisa dilakukan untuk mengusir
berbagai tekanan yang menghimpit pikiran. Dalam jangka pendek, tertawa dapat
meningkatkan kemampuan tubuh dalam mendapatkan oksigen, menstimulasi kekuatan
hati dan paru-paru. Kegiatan sederhana ini pun mampu merangsang sirkuasi dan
membantu relaksasi otot, yang berfungsi mengurangi beberapa gejala stress pada
tubuh.
·
Daftar
pustaka
Yosep,
Iyus. (2007). Keperawatan jiwa. Bandung : PT Refika Aditama